Pages - Menu

Sabtu, 19 April 2014

Autis dan Gen Terkait Autisme


 


Membahas autisme memang sangat menarik dan takkan ada habisnya. Dikalangan masyarakat banyak anggapan bahwa autisme adalah penyakit kejiwaan yang dialami seseorang dari kecil sampai besar. Kali ini ScienceGraphic akan membahas hal yang terkait autisme. Selamat menyimak!



Pengertian Autis

Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosialberkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari Kelainan Spektrum Autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.

Gejala-Gejala Autis 

Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun. Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam belajarkomunikasi, dan bahasaSeseorang dikatakan menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan dalam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan perilaku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang terlambat atau tidak normal.

Gen Terkait Autisme

Sebuah hasil penelitian yang menarik dalam edisi terbaru jurnal ilmiah Cell menyebutkan bahwa para peneliti telah berhasil menemukan beragam gen yang berkontribusi pada autisme dan di antaranya juga berhubungan dengan gangguan mental lain seperti schizophrenia maupun keterlambatan perkembangan intelektual. Hasil ini menunjukkan bagaimana kelompok gen yang ditemukan sangat sensitif bahkan terhadap perubahan kecil. Dari 33 gen yang berhasil diidentifikasi memiliki korelasi dengan autisme, 22 di antaranya baru ditemukan untuk pertama kalinya.
Identifikasi dilakukan dengan melakukan sequencing DNA kromosomal anak-anak yang memiliki kelainan pada perkembangan psikologis seperti autisme dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dari hasil sequencing diidentifikasi posisi di mana urutan DNA mengalami perubahan dan terjadi petukaran segmen DNA di dalam atau antar kromosom.
Sebelumnya ilmu psikiatri telah mengaitkan genetika dengan gangguan psikologis dan telah menggunakan analisa kromosom untuk membantu diagnosa. Akan tetapi selama ini, metode yang digunakan terbatas pada struktur kromosomal. Perubahan pada kromosom yang ditemukan pada penderita autisme umumnya bersifat balanced chromosome abnormalities (BCA) di mana pertukaran segmen yang terjadi di dalam atau antar kromosom tidak mengubah ukuran kromosom.
Pada awalnya penelitian mengenai hubungan autisme dengan BCA, yang dipelopori oleh Massachusetts General Hospital Center for Human Genetic Research dan Brigham and Women’s Hospital, dapat memakan waktu yang sangat lama sampai berbulan-bulan untuk pembacaan sekuen satu individu. Setelah memanfaatkan teknologi next-generation sequencing yang memungkinkan pembacaan sekuen kecil DNA secara paralel sebelum direkonstruksi menjadi sekuen utuh, proses menjadi lebih cepat yaitu hanya kurang dari dua minggu per individu. Metode ini juga mempercepat penentuan posisi di perpindahan segmen yang menyebabkan variasi. Pada akhirnya keberadaan 33 gen yang berhubungan dengan autisme positif terdapat pada 38 sampel individu yang menderita gangguan mental tesebut.
Beberapa variasi genetika dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan jalur kimia di otak (image from genengnews.com)
Beberapa variasi genetika dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan jalur kimia di otak (image from genengnews.com)
Setelah hasil dibandingkan dengan database yang telah ada mengenai schizophrenia, banyak gen juga memiliki hubungan dengan schizophrenia. Yang menarik adalah bagaimana variasi pada BCA penderita autisme dapat menyebabkan schizophrenia sementara variasi yang sama pada manusia normal tanpa BCA tidak mengekspesikan gangguan mental. Para ilmuwan juga menemukan variasi dalam bentuk delesi, duplikasi, dan inaktivasi yang masing-masing bersifat tunggal dapat menghasilkan gangguan yang serupa sementara apabila terjadi dua perubahan pada situs yang sama akan mengekspresikan gangguan yang berbeda. Hal ini semakin menunjukkan kalau pengaruh gen pada autisme dan gangguan mental lainnya bersifat sangat kompleks. Teori yang ada pada saat ini menyebutkan bagaimana variasi genetika dapat mengganggu perkembangan dan jalur kimia di otak.

Sumber Referensi : Wikipedia, sciencebiotech, republika.co.id (gambar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar